polres-serkot.id – Israel perluas permukiman dekat Mesir melalui proyek baru di sekitar Penyeberangan Nitzana, Negev Selatan, yang langsung berbatasan dengan Sinai. Pada 18 November 2025, Kementerian Urusan Permukiman Israel umumkan rencana pembangunan 22 unit permukiman dengan alasan “memperkuat keberadaan Yahudi” dan mencegah penyelundupan senjata.
Sebelumnya, awal November, Menteri Orit Strock bersama kepala dewan regional Ramat Negev kunjungi lokasi tersebut. Mereka bahas program pertumbuhan penduduk dan infrastruktur strategis di sepanjang perbatasan. Padahal, wilayah ini termasuk zona penyangga yang sensitif sejak Perjanjian Camp David 1979.
Mengapa Langkah Ini Kontroversial?
- Langgar hukum internasional (Resolusi DK PBB 2334)
- Picu protes keras dari Mesir – Kementerian Luar Negeri Kairo sebut “ancaman keamanan nasional”
- Analis Peace Now & B’Tselem sebut ini “Yudaisasi lunak” demi kuasai koridor Philadelphi & Sinai
- Terjadi saat Gaza masih dibombardir (lebih dari 44.000 korban per November 2025)
Data Ekspansi Netanyahu (2022–2025)
- Total unit disetujui/bangun: 48.000+ (terbesar sejak Oslo Accords)
- Nitzana: 22 unit tahap awal, rencana lanjutan 300+ unit
- Dampak: ubah demografi perbatasan, hambat solusi dua negara
Reaksi Dunia
- Mesir: perkuat pasukan di Sinai, ancam tinjau ulang perjanjian damai
- PBB: Antonio Guterres sebut “ilegal dan provokatif”
- AS (Trump admin): belum beri komentar resmi
- Palestina: demo besar di Ramallah, sebut “perampasan tanah baru”
Israel perluas permukiman dekat Mesir bukan cuma soal 22 rumah – ini langkah strategis untuk kendalikan koridor Gaza-Sinai di tengah perang yang belum usai. Situasi semakin panas.
