polres-serkot.id – IHSG menguat menjadi fokus pasar saham Indonesia pada perdagangan Senin, 15 September 2025. Kebijakan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang mengalirkan dana Rp200 triliun dari Bank Indonesia ke perbankan memicu optimisme. Dengan demikian, Founder WH-Project William Hartanto melihat tanda pembalikan arah (reversal) pada indeks ini. Oleh karena itu, artikel ini menguraikan proyeksi IHSG menguat, level kunci, rekomendasi saham, dan dinamika pasar yang relevan.
1. Kebijakan Fiskal Memicu Optimisme
Pertama-tama, kebijakan pemerintah menggelontorkan Rp200 triliun meningkatkan likuiditas perbankan. Akibatnya, William Hartanto menilai langkah ini mendorong IHSG menguat dengan pola reversal yang jelas. Selain itu, penutupan Jumat (12/9) di level 7.854, naik 1,37% atau 106,15 poin, memperkuat sentimen positif. Hartanto menyoroti level resistance 7.874, hanya 20 poin dari posisi terakhir. Oleh sebab itu, investor harus memantau apakah IHSG mampu menembus dan bertahan di atas level ini. Namun, false breakout berpotensi memicu koreksi singkat.
2. Proyeksi Pergerakan Pekan Ini
Selanjutnya, Hartanto memprediksi IHSG menguat pada dua hari pertama pekan ini, meskipun pergerakan cenderung mixed secara keseluruhan. Dengan kata lain, ia memproyeksikan rentang support 7.800 dan resistance 7.874 untuk Senin. Sebagai contoh, volume transaksi Jumat sebesar Rp17,84 triliun, dengan 32,88 miliar saham berpindah tangan, menunjukkan minat investor yang kuat. Faktanya, 405 saham menguat, 251 terkoreksi, dan 149 stagnan. Oleh karena itu, Hartanto merekomendasikan saham JSMR (infrastruktur), MMIX (teknologi), OASA (energi), dan TOBA (pertambangan) untuk memanfaatkan tren IHSG menguat.
3. Analisis Teknikal dan Risiko Koreksi
Sementara itu, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengingatkan bahwa IHSG masih rentan terkoreksi ke area 7.233-7.390 sebagai bagian dari pola wave. Meski begitu, peluang IHSG menguat tetap terbuka jika indeks menembus level kunci 7.943. Dalam hal ini, target penguatan bisa mencapai 8.022-8.102. Dengan demikian, Herditya menetapkan support di 7.726 dan 7.619, serta resistance di 7.943 dan 8.017 untuk Senin. Lebih lanjut, ia menekankan bahwa level 7.943 menjadi penentu arah pekan ini. Karenanya, investor harus waspada terhadap volatilitas yang dipicu faktor eksternal.
4. Rekomendasi Saham Unggulan
Berikutnya, Herditya merekomendasikan saham ANTM dan MDKA (sektor komoditas), WIFI (teknologi), dan CMRY (infrastruktur) bagi investor yang mengantisipasi IHSG menguat. Sebagai contoh, sektor komoditas mendapat dorongan dari harga global yang pulih. Sementara itu, teknologi dan infrastruktur diuntungkan oleh likuiditas domestik. Berdasarkan data RTI Infokom, minat investor meningkat pada saham unggulan. Oleh karena itu, pemantauan volume perdagangan harian menjadi penting untuk mengkonfirmasi tren penguatan ini.
5. Faktor Pendukung dan Tantangan
Kebijakan likuiditas pemerintah menjadi katalis utama bagi IHSG menguat. Sebagai tambahan, dana Rp200 triliun mendorong ekspansi kredit dan investasi, sehingga memperkuat kepercayaan pelaku pasar. Namun demikian, risiko seperti fluktuasi nilai tukar dan data inflasi AS dapat memengaruhi sentimen. Dengan kata lain, Hartanto menekankan pentingnya strategi fleksibel untuk menghadapi volatilitas. Sementara itu, Herditya menyarankan fokus pada level 7.943. Jika IHSG gagal menembus, koreksi ke support bawah mungkin terjadi.
Dinamika Pasar dan Strategi Investor
Secara keseluruhan, pasar saham Indonesia menghadapi dinamika kompleks. Meskipun kebijakan domestik mendukung penguatan, faktor global seperti kebijakan moneter AS tetap berpengaruh. Oleh sebab itu, investor ritel disarankan mendiversifikasi portofolio. Selain itu, memantau level kunci secara real-time sangat penting. Sebagai contoh, saham yang direkomendasikan menawarkan peluang di sektor infrastruktur dan komoditas. Dengan demikian, investor dapat memanfaatkan rentang 7.800-7.943 untuk transaksi jangka pendek.
Langkah Antisipasi Volatilitas
Untuk menghadapi volatilitas, investor perlu pendekatan disiplin. Misalnya, memantau indikator teknikal seperti moving average dan RSI membantu mengenali sinyal breakout. Selain itu, investor institusi dan ritel harus mempertimbangkan alokasi dana pada saham blue-chip untuk stabilitas. Dengan kata lain, kebijakan domestik memberikan angin segar, tetapi ketidakpastian global menuntut kewaspadaan. Oleh karena itu, strategi yang tepat dapat memaksimalkan peluang dari tren IHSG menguat.
Kesimpulan
Secara ringkas, proyeksi IHSG menguat pada awal pekan ini didukung kebijakan fiskal Rp200 triliun dan analisis teknikal. Hartanto optimis dengan pola reversal, sedangkan Herditya menyoroti level 7.943 sebagai kunci. Dengan demikian, rekomendasi saham seperti JSMR, ANTM, dan lainnya menjanjikan potensi keuntungan. Faktanya, penutupan Jumat di 7.854 memberikan momentum awal. Oleh sebab itu, investor dapat memanfaatkan rentang 7.800-7.943 untuk transaksi, sambil tetap waspada terhadap risiko koreksi. Dengan sentimen positif, IHSG berpeluang mencapai target 8.022-8.102.