polres-serkot.id – Investasi KEK Indonesia mencatatkan realisasi Rp294,4 triliun hingga Juni 2025, menyerap 187 ribu tenaga kerja. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melaporkan capaian ini berasal dari 25 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di seluruh Indonesia. Namun, Indonesia masih tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia dan Vietnam. Oleh karena itu, pemerintah merencanakan langkah strategis untuk menarik investor. Artikel ini mengulas capaian, tantangan, dan rencana ke depan berdasarkan laporan per 10 September 2025. Dengan demikian, Anda dapat memahami potensi Investasi KEK Indonesia.
Capaian Investasi KEK Indonesia
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat Investasi KEK Indonesia sebesar Rp294,4 triliun dari 2021 hingga Juni 2025. VOI melaporkan investasi ini menyerap 187 ribu pekerja, dengan kontribusi besar dari sektor manufaktur. Selain itu, 25 KEK terdiri dari 7 di Pulau Jawa dan 18 di luar Jawa. Untuk itu, KEK menjadi pendorong utama ekonomi nasional.
KEK Gresik dan Kendal Pimpin Investasi
KEK Gresik dan Kendal mencatatkan investasi terbesar. VOI menyebutkan KEK Gresik meraup Rp100,85 triliun dengan 41 ribu pekerja, sementara KEK Kendal Rp90,12 triliun dengan 66 ribu pekerja. Misalnya, KEK Gresik menjadi rumah smelter tembaga terbesar dunia milik PT Freeport Indonesia. Selain itu, KEK Kendal memproduksi anoda baterai untuk 1,5 juta mobil listrik. Oleh karena itu, kedua KEK ini menjadi tulang punggung Investasi KEK Indonesia.
Tantangan Luas Area KEK
Indonesia tertinggal dari negara tetangga dalam luas area KEK. Batampos mencatat luas 25 KEK Indonesia hanya 23,79 ribu hektare, jauh di bawah Malaysia (2,14 juta hektare) dan Vietnam (1,62 juta hektare). Selain itu, Thailand (622 ribu hektare), Filipina (70,47 ribu hektare), dan India (39,20 ribu hektare) juga unggul. Untuk itu, pemerintah perlu memperluas area KEK agar bersaing di ASEAN.
Jumlah KEK dan Insentif Fiskal
Indonesia memiliki 25 KEK, kalah dari Filipina (419 KEK) dan India (375 KEK). CNBC Indonesia menyebutkan insentif fiskal Indonesia, seperti tax holiday dan pembebasan PPN, masih kurang kompetitif dibandingkan Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Misalnya, Thailand menawarkan core income tax dan investment tax allowance, sedangkan Malaysia memberikan insentif industri tertentu. Oleh karena itu, pemerintah harus meningkatkan insentif untuk menarik investor.
Rencana Investment Summit 2025
Pemerintah akan menggelar Indonesia Special Economic Zone Investment Summit and Awards (SEZ-ISA) 2025 pada 11-12 November di Jakarta. Tempo melaporkan forum ini mengundang 500 pengambil keputusan, termasuk investor global, perbankan, dan pengelola KEK. Selain itu, mitra seperti Deloitte dan JETRO akan mendukung acara ini. Untuk itu, SEZ-ISA 2025 menjadi langkah strategis mempromosikan Investasi KEK Indonesia.
Peran KEK dalam Ekonomi Nasional
KEK mendorong hilirisasi dan ekspor. Batampos mencatat ekspor KEK seperti Sei Mangkei dan Gresik mencapai Rp20,33 triliun hingga Juni 2025. Misalnya, KEK Sanur menghemat devisa Rp86 triliun melalui layanan kesehatan. Selain itu, KEK Nongsa menarik investasi data center Rp5,8 triliun. Dengan demikian, KEK memperkuat daya saing global Indonesia.
Tantangan Bersaing di ASEAN
Indonesia menghadapi tantangan bersaing dengan ASEAN. CNBC Indonesia menyebutkan luas area dan insentif Vietnam serta Malaysia jauh lebih menarik bagi investor. Selain itu, kebijakan hilirisasi Indonesia berhasil, tetapi skala KEK masih kecil. Oleh karena itu, pemerintah perlu mempercepat ekspansi KEK.
Langkah Strategis Pemerintah
Pemerintah berfokus memperluas KEK dan meningkatkan insentif. Tempo melaporkan rencana menarik investor dari Singapura, Hong Kong, dan Tiongkok. Selain itu, kerja sama dengan INA dan JETRO akan memperkuat promosi. Untuk itu, langkah ini diharapkan meningkatkan Investasi KEK Indonesia.
Masa Depan Investasi KEK
SEZ-ISA 2025 menjadi momentum menarik investasi global. Dengan demikian, Indonesia dapat mengejar ketertinggalan dari Malaysia dan Vietnam. Selain itu, ekspansi KEK di sektor digital dan kesehatan akan memperluas dampak ekonomi. Oleh karena itu, Investasi KEK Indonesia berpotensi menjadi pilar pertumbuhan nasional.