polres-serkot.id – Nepal, negara di kaki Himalaya, dikenal dengan ideologi komunis yang kuat, namun Nepal Komunis Hedonis jadi sorotan setelah demo Gen Z melengserkan Perdana Menteri Pushpa Kamal Dahal (Prachanda) dan menelanjangi Menteri Keuangan Bishnu Prasad Paudel pada September 2025. Pemerintahan didominasi Partai Komunis Nepal (CPN-UML dan Maoist Centre), tapi pejabat hidup hedonis dengan mobil mewah, liburan luar negeri, dan barang branded seperti Gucci dan Birkin. Artikel ini rangkum lima fakta, berdasarkan CNN Indonesia per 18 September 2025, 10:25 WIB.
Sejarah Partai Komunis Nepal
Partai Komunis Nepal (Maoist Centre), didirikan Prachanda pada 1994, sukses gulingkan monarki pada 2008 lewat perang gerilya 1996-2006 yang tewaskan 12.000 orang. Oleh karena itu, CPN-M gunakan “Jalur Prachanda”, gabungan Marxisme, Leninisme, dan Maoisme, untuk rebut kekuasaan pedesaan. Selain itu, Britannica catat kelompok ini rekrut tentara anak, usia 12 tahun, picu kritik hak asasi manusia. Dengan demikian, meski janjikan kesetaraan, pejabat justru terlena kemewahan.
Gaya Hidup Hedonis Pejabat
Pejabat seperti Prachanda dan Paudel (CPN-UML) flexing kemewahan. Misalnya, anak-anak mereka pamerkan mobil mewah, sekolah di luar negeri, dan Pohon Natal Gucci, Chanel, Birkin. Netizen protes: “Mereka beli hotel Hilton, rakyat susah bayar sewa!” Untuk itu, istilah “baby kids” dan “baby nepo” muncul untuk anak pejabat. Dengan kata lain, ideologi sosialis bertentangan dengan realitas hedonis.
Demo Gen Z Mengguncang Nepal
Kemarahan rakyat memuncak saat Gen Z arak dan telanjangi Paudel. Selain itu, demo lengserkan Prachanda, menuntut transparansi dan kesetaraan. BBC News sebut aksi ini respons atas ketimpangan: pejabat hidup mewah, rakyat kesulitan. Oleh sebab itu, Gen Z jadi kekuatan reformasi di Nepal. Dengan demikian, protes ini guncang pemerintahan komunis.
Kontradiksi Ideologi Sosialis
CPN-M janjikan masyarakat tanpa kelas, tapi pejabat nikmati kemewahan. Misalnya, The Guardian laporkan korupsi dan gaya hidup hedonis erosi kepercayaan rakyat. Selain itu, ketimpangan ini jauh dari visi Marxisme-Leninisme-Maoisme. Untuk itu, rakyat tuntut akuntabilitas agar ideologi sesuai realitas.
Dampak dan Tantangan ke Depan
Demo Gen Z soroti kegagalan pemerintahan wujudkan kesetaraan. Oleh karena itu, Nepal butuh reformasi untuk pulihkan kepercayaan. Misalnya, transparansi anggaran dan hukuman korupsi bisa jadi langkah awal. Dengan demikian, pemerintahan komunis harus selaraskan ideologi dengan tindakan agar hindari label Nepal Komunis Hedonis.
Kesimpulan
Nepal Komunis Hedonis ungkap lima fakta: Partai Maois gulingkan monarki, tapi pejabat flexing kemewahan, picu demo Gen Z yang lengserkan Prachanda. Oleh sebab itu, Nepal butuh reformasi untuk wujudkan kesetaraan. Dengan demikian, cek CNN Indonesia untuk pembaruan. Untuk itu, kisah ini jadi pelajaran soal kontradiksi ideologi dan realitas.