0 0
Berita Internasional

Kim Ju Ae Debut Internasional di Parade Beijing

Kim Ju Ae
0 0
Read Time:3 Minute, 33 Second

polres-serkot.id – Putri pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mencuri perhatian dunia saat mendampingi ayahnya dalam parade militer di Beijing, China, pada Rabu (3/9/2025). Acara ini memperingati 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II. Oleh karena itu, kehadiran Kim Ju Ae menandai perjalanan resmi pertamanya ke luar negeri, sekaligus debut internasionalnya. Langkah ini memicu spekulasi bahwa ia sedang dipersiapkan sebagai penerus dinasti Kim.

Momen Perdana Putri Kim Jong Un di Beijing

Kim Jong Un tiba di Beijing pada Selasa (2/9/2025) menggunakan kereta lapis baja, ditemani putrinya. Menurut BBC News, foto-foto menunjukkan Kim Ju Ae berjalan di belakang ayahnya saat turun di Stasiun Kereta Beijing. Ia mengenakan busana serba hitam dengan rambut terikat pita. Dengan demikian, penampilannya langsung menarik perhatian media global.

Parade Hari Kemenangan di Lapangan Tiananmen mempertemukan Kim Jong Un dengan Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Bagi Kim Ju Ae, ini menjadi kesempatan pertama tampil di acara multilateral bergengsi. Sebelumnya, ia sering mendampingi ayahnya dalam acara domestik, seperti peluncuran rudal balistik pada November 2022, seperti dilansir The Guardian.

Spekulasi Suksesi Kim Ju Ae

Kehadiran putri Kim Jong Un di Beijing memicu diskusi tentang suksesi kepemimpinan Korea Utara. Yang Moo Jin, mantan rektor Universitas Studi Korea Utara, menyatakan bahwa Kim Ju Ae sering tampil di acara militer dan diplomatik, termasuk resepsi Kedutaan Besar Rusia di Pyongyang. “Dengan mendampingi Kim ke Hari Kemenangan, ia memulai debut resminya di panggung global,” ujar Yang, dikutip dari AFP. Oleh sebab itu, langkah ini memperkuat anggapan bahwa ia adalah calon penerus.

Profesor Lim Eul-chul dari Universitas Kyungnam menilai kunjungan ini sebagai langkah terencana. “Ini bukan perjalanan keluarga biasa, melainkan debut sebagai penerus,” katanya. Ia menambahkan bahwa Kim Jong Un mengikuti tradisi dinasti Kim, seperti saat Kim Jong Il mendampingi Kim Il Sung bertemu ayah Xi Jinping pada 1983. Dengan demikian, kehadiran putri Kim Jong Un menunjukkan pola pewarisan takhta untuk mendapat legitimasi dari China.

Makna Diplomatik Debut Kim Ju Ae

Parade militer di Beijing bukan hanya peringatan sejarah, tetapi juga panggung diplomasi. Kehadiran Kim Jong Un bersama Putin dan Xi Jinping menegaskan solidaritas antara Korea Utara, Rusia, dan China. Selain itu, debut Kim Ju Ae di acara ini memiliki makna simbolis, memperkuat posisi Korea Utara di antara sekutu geopolitiknya, seperti dilaporkan Reuters.

Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) menyebut putri Kim Jong Un sebagai kandidat penerus yang paling mungkin. Namun, mereka menegaskan bahwa konfirmasi suksesi masih terlalu dini. Rachel Lee dari Stimson Center menambahkan bahwa peliputan media Korea Utara akan memberikan petunjuk lebih lanjut. Oleh karena itu, pengalaman ini memperluas wawasan Kim Ju Ae dalam berinteraksi dengan elite global.

Tantangan Suksesi Perempuan di Korea Utara

Korea Utara dikenal sebagai negara patriarkal, sehingga munculnya putri Kim Jong Un sebagai calon pemimpin menimbulkan pertanyaan. Michael Madden dari Stimson Center menyatakan bahwa ia sedang mendapatkan pengalaman protokoler untuk peran besar di masa depan. Namun, apakah ia dapat menembus dominasi laki-laki di lingkaran kekuasaan masih belum jelas. Dengan demikian, kunjungan ini menjadi langkah strategis untuk membangun legitimasi internasionalnya.

Sejak kemunculan pertamanya pada 2013, ketika Dennis Rodman mengaku menggendong bayi Kim Ju Ae, ia mulai tampil di acara penting. Pada Februari 2023, media Korea Utara menyebutnya sebagai “putri terhormat,” sebuah gelar untuk tokoh penting. Oleh sebab itu, langkah ini menunjukkan bahwa Kim Jong Un sedang mempersiapkan putrinya untuk peran besar.

Implikasi bagi Korea Utara

Debut internasional putri Kim Jong Un menandakan upaya Kim Jong Un untuk mengkonsolidasikan dinasti Kim di panggung global. Selain itu, kehadirannya di Beijing memperkuat hubungan Korea Utara dengan China, sekutu utamanya. Acara ini juga menjadi kemenangan diplomatik bagi Xi Jinping, yang menunjukkan pengaruhnya atas Kim dan Putin.

Namun, tantangan tetap ada. Korea Utara menghadapi sanksi internasional karena program nuklirnya, dan suksesi perempuan di negara patriarkal memerlukan strategi cermat. Oleh karena itu, peran putri Kim Jong Un di masa depan akan bergantung pada dukungan internal dan pengakuan eksternal.

Kesimpulan

Kehadiran Kim Ju Ae di parade militer Beijing pada 3 September 2025 menandai debut internasionalnya dan memicu spekulasi tentang suksesi dinasti Kim. Dengan mendampingi ayahnya, ia menunjukkan pola pewarisan takhta yang terencana. Meski belum pasti apakah ia akan menjadi pemimpin Korea Utara, langkah ini memperkuat posisinya di panggung global. Acara ini juga mencerminkan solidaritas geopolitik antara Korea Utara, China, dan Rusia, dengan implikasi besar bagi dinamika internasional.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %