0 0
Teknologi & Sains

Gerhana Bulan Total 2025 di Indonesia: Jadwal dan Cara Menyaksikan

Gerhana Bulan Total
0 0
Read Time:2 Minute, 21 Second

polres-serkot.id – Malam ini, 7 September 2025, Indonesia menyaksikan Gerhana Bulan Total, fenomena langka yang dikenal sebagai Blood Moon, menurut Bosscha [Web:2]. Misalnya, Bulan tampak merah saat Bumi menghalangi cahaya Matahari, menciptakan pemandangan memukau [Web:5]. Selain itu, seluruh wilayah Indonesia dapat menikmati fenomena ini tanpa alat khusus [Web:8]. Oleh karena itu, artikel ini mengulas jadwal, cara menyaksikan, dan fakta menarik tentang Gerhana Bulan Total, berdasarkan laporan dari Kompas. Dengan demikian, Anda dapat mempersiapkan diri untuk menikmati peristiwa astronomi ini.

Fenomena Blood Moon di Indonesia

Gerhana Bulan Total terjadi saat Bulan purnama memasuki bayangan inti Bumi (umbra), menurut BMKG [Web:1]. Misalnya, atmosfer Bumi membiaskan cahaya Matahari, menghasilkan warna merah pada Bulan, sehingga dinamakan Blood Moon [Web:5]. Selain itu, Anda dapat melihat fenomena ini langsung tanpa kacamata khusus, aman untuk mata [Web:2]. Karenanya, Blood Moon Indonesia menjanjikan pengalaman visual luar biasa.

Jadwal Gerhana Bulan Total 2025

BMKG merilis jadwal resmi untuk Gerhana Bulan Total pada 7-8 September 2025, menurut ANTARA News [Web:3]. Berikut rinciannya dalam WIB:

  • 22:26: Gerhana penumbra dimulai.
  • 23:26: Gerhana sebagian dimulai.
  • 00:30: Fase totalitas dimulai.
  • 01:11: Puncak gerhana terjadi.
  • 01:53: Fase totalitas berakhir.
  • 02:56: Gerhana sebagian selesai.
  • 03:56: Gerhana penumbra berakhir.
    Misalnya, Observatorium Bosscha mencatat jadwal serupa dengan selisih beberapa menit [Web:2]. Selain itu, waktu ini berlaku di seluruh Indonesia [Web:1]. Oleh karena itu, Jadwal Gerhana membantu Anda merencanakan pengamatan dengan tepat.

Cara Menyaksikan Gerhana Bulan

Anda dapat menikmati Gerhana Bulan Total tanpa peralatan khusus, menurut Liputan6 [Web:7]. Misalnya, pilih lokasi dengan langit cerah, seperti pedesaan dengan minim polusi cahaya [Web:8]. Selain itu, mata telanjang cukup untuk melihat pemandangan ini, tanpa perlu teleskop [Web:2]. Dengan demikian, Cara Menyaksikan memudahkan semua orang menikmati fenomena langka ini.

Fakta Menarik tentang Blood Moon

Gerhana Bulan Total ini tidak akan terulang di Indonesia hingga 2033, menurut VOI [Web:6]. Misalnya, warna merah muncul karena atmosfer Bumi membiaskan cahaya Matahari [Web:5]. Selain itu, fenomena ini aman untuk mata, berbeda dengan gerhana matahari yang memerlukan pelindung [Web:1]. Oleh karena itu, Fakta Blood Moon menambah daya tarik peristiwa astronomi ini.

Antusiasme Publik Indonesia

Publik Indonesia antusias menyambut fenomena ini, menurut Detik [Web:12]. Misalnya, komunitas astronomi di Jakarta menggelar acara nonton bareng, serupa dengan semangat aksi sosial Diva Andzani membantu ojol [artikel sebelumnya] [Web:15]. Selain itu, media sosial ramai dengan ajakan untuk mengabadikan momen Blood Moon [Web:9]. Dengan demikian, Antusiasme Publik mencerminkan minat besar terhadap astronomi.

Signifikansi Astronomis dan Budaya

Gerhana Bulan memiliki nilai ilmiah dan budaya, menurut CNN Indonesia [Web:4]. Misalnya, ilmuwan mempelajari atmosfer Bumi melalui pembiasan cahaya selama gerhana [Web:5]. Selain itu, budaya Indonesia sering mengaitkan gerhana dengan mitos, meskipun kini lebih dipahami secara ilmiah [Web:12]. Oleh karena itu, Signifikansi Gerhana memperkaya wawasan tentang fenomena ini.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %