polres-serkot.id – Presiden AS Donald Trump ancam Chicago dengan pengerahan Departemen Perang, menargetkan kota-kota Demokrat seperti Chicago untuk operasi militer, . Misalnya, pada 6 September 2025, ia memposting di Truth Social, “Chicago akan tahu mengapa ini disebut Departemen Perang,” disertai gambar AI bertema Apocalypse Now [Web:5]. Selain itu, Trump ancam Chicago setelah mengerahkan Garda Nasional di Washington, DC, memicu protes besar [Web:2]. Oleh karena itu, artikel ini mengulas ancaman Trump, respons lokal, dan implikasinya, berdasarkan sumber seperti Detik. Dengan demikian, Anda akan memahami dinamika politik ini.
Trump Ancam Chicago dengan Operasi Militer
Trump ancam Chicago sebagai target berikutnya setelah operasi di Washington, DC, menurut VOI [Web:4]. Misalnya, ia menargetkan kota-kota Demokrat seperti Chicago, Baltimore, dan New Orleans [Web:10]. Selain itu, postingan Truth Social-nya pada 6 September 2025 menyinggung deportasi dengan kutipan, “Saya suka bau deportasi di pagi hari” [Web:9]. Karenanya, Ancaman Militer menunjukkan eskalasi kebijakan Trump.
Reaksi Keras Gubernur Illinois
Gubernur Illinois JB Pritzker mengecam keras ancaman Trump, menurut ANTARA News [Web:3]. Misalnya, ia memposting di X, “Presiden mengancam perang dengan kota Amerika, ini tidak normal” [Web:5]. Selain itu, Pritzker menyebut Trump sebagai “diktator wannabe” dan menegaskan Illinois tidak akan terintimidasi [Web:9]. Oleh karena itu, Reaksi Pritzker mencerminkan penolakan kuat.
Protes Publik di Chicago dan Washington
Trump ancam Chicago memicu protes besar pada 6 September 2025, menurut Liputan6 [Web:12]. Misalnya, demonstran di Chicago membawa spanduk “Hentikan rezim fasis” dan melintas di depan Menara Trump [Web:22]. Selain itu, di Washington, DC, ribuan demonstran memprotes “pendudukan” Garda Nasional dengan bendera AS terbalik [Web:15]. Dengan demikian, Protes Publik menunjukkan resistensi warga.
Pengerahan Garda Nasional dan ICE
Trump mulai mengerahkan Garda Nasional di Los Angeles pada Juni 2025, diikuti Washington, DC, menurut Kompas [Web:11]. Misalnya, di Los Angeles, agen ICE menggunakan taktik keras, seperti penangkapan tanpa surat perintah [Web:7]. Selain itu, di Chicago, Departemen Keamanan Dalam Negeri meminta akses ke Naval Station Great Lakes untuk operasi [Web:13]. Oleh karena itu, Pengerahan Pasukan memicu kritik otoritarianisme.
Perubahan Nama Departemen Perang
Trump ancam Chicago setelah menandatangani perintah eksekutif pada 5 September 2025 untuk mengubah nama Departemen Pertahanan menjadi Departemen Perang, menurut [Web:17]. Misalnya, Menteri Pertahanan Pete Hegseth menyatakan nama ini mencerminkan sikap agresif AS [Web:24]. Selain itu, perubahan ini memerlukan persetujuan Kongres [Web:24]. Dengan demikian, Departemen Perang memperkuat narasi Trump.
Implikasi Hukum dan Sosial
Ancaman Trump memicu tantangan hukum, menurut KabarBaik [Web:19]. Misalnya, hakim federal Charles Breyer menyatakan pengerahan militer melanggar Posse Comitatus Act [Web:19]. Selain itu, protes damai, seperti aksi Diva Andzani membantu ojol [artikel sebelumnya], menunjukkan semangat komunitas melawan kebijakan Trump [Web:12]. Oleh karena itu, Implikasi Hukum menyoroti risiko pelanggaran konstitusi.