polres-serkot.id – Plastik hitam beracun pada alat dapur, mainan, dan produk konsumen mengandung zat penahan api berbahaya, meningkatkan risiko kanker hingga 300 persen, menurut studi 2024. Zat ini berasal dari daur ulang limbah elektronik yang terkontaminasi. Artikel ini mengulas temuan, risiko kesehatan, dan langkah pencegahan . Lihat juga Berita Kesehatan Lingkungan.
Plastik Hitam Beracun: Temuan Studi
Studi April 2024 mengungkap plastik hitam beracun pada alat dapur seperti spatula, sendok berlubang, dan baki sushi mengandung kadar tinggi zat penahan api, khususnya decabromodiphenyl ether (decaBDE). Baki sushi mencatat 11.900 ppm decaBDE, jauh melebihi batas Uni Eropa (10 ppm). Megan Liu dari Toxic-Free Future melaporkan mainan anak seperti manik-manik koin bajak laut mengandung hingga 22.800 ppm, hampir 3 persen dari beratnya, menurut Toxic-Free Future.
Zat ini juga terdeteksi pada 70 persen sampel, dengan kadar 5 hingga 1.200 kali lebih tinggi dari batas aman. Peneliti menyimpulkan kontaminasi berasal dari daur ulang limbah elektronik, menurut National Institute of Environmental Health Sciences.
Risiko Kesehatan dari Zat Penahan Api
Zat penahan api seperti decaBDE meningkatkan risiko kanker hingga 300 persen pada orang dengan kadar tertinggi dalam darah, menurut studi April 2024. Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) melarang decaBDE pada 2021 karena terkait dengan kanker, gangguan hormon, tiroid, perkembangan janin, serta toksisitas sistem reproduksi dan imun, menurut EPA.
Zat ini meresap ke udara, menempel pada debu, makanan, dan air, lalu tertelan manusia. Paparan harian dari alat dapur plastik hitam diperkirakan mencapai 34,7 ppm decaBDE, menurut CNN.
Sumber Kontaminasi dan Daur Ulang
Plastik hitam beracun terkontaminasi akibat kesalahan daur ulang limbah elektronik, seperti televisi dan perangkat keras. Produsen menggunakan zat penahan api pada elektronik, sofa, jok mobil, dan barang bayi, yang kemudian mencemari plastik daur ulang. Linda Birnbaum, mantan direktur National Institute for Environmental Health Sciences, menegaskan plastik berbahaya seharusnya tidak didaur ulang untuk produk konsumen, menurut CNN.
North American Flame Retardant Alliance (NAFRA) membela penggunaan zat penahan api untuk mencegah kebakaran, namun studi Oktober 2024 tidak mempertimbangkan paparan aktual manusia, menurut Erich Shea dari NAFRA.
Dampak pada Konsumen dan Anak-Anak
Plastik hitam beracun pada mainan anak, seperti manik-manik kostum, membahayakan kesehatan karena anak-anak sering memegangnya berhari-hari. Alat dapur seperti baki sushi juga meningkatkan risiko paparan harian, terutama saat bersentuhan dengan makanan. Birnbaum menyarankan konsumen menghindari plastik hitam untuk makanan atau mainan anak, menurut Reuters.
Anak-anak dan ibu rumah tangga paling rentan karena paparan berulang. Dengan demikian, kesadaran konsumen menjadi kunci untuk mengurangi risiko.
Rekomendasi untuk Konsumen
Konsumen sebaiknya memilih alat dapur dari bahan aman seperti stainless steel atau kayu. Hindari mainan plastik hitam, terutama untuk anak-anak. Selain itu, periksa label produk untuk memastikan bebas dari zat penahan api. Pemerintah perlu memperketat regulasi daur ulang plastik dan melarang penggunaan limbah elektronik berbahaya, menurut Toxic-Free Future. Misalnya, edukasi publik tentang risiko plastik hitam beracun dapat mengurangi paparan.
Kesimpulan
Plastik hitam beracun pada alat dapur dan mainan mengandung zat penahan api berbahaya seperti decaBDE, meningkatkan risiko kanker hingga 300 persen. Kontaminasi dari daur ulang limbah elektronik menjadi penyebab utama. Konsumen, terutama ibu rumah tangga, harus waspada dan beralih ke bahan aman. Pemerintah perlu memperkuat regulasi untuk melindungi kesehatan publik. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi Berita Kesehatan Lingkungan atau Analisis Risiko Kesehatan.