0 0
Berita Internasional

Makna Anarkis: Filosofi dan Sejarahnya yang Sering Keliru

makna anarkis
0 0
Read Time:3 Minute, 22 Second

polres-serkot.id – Banyak orang menganggap anarkis identik dengan kerusuhan dan kekerasan. Padahal, makna anarkis dalam anarkisme jauh lebih kompleks, mencerminkan visi masyarakat bebas dari otoritas yang menindas. Istilah ini sering salah paham di ruang publik, termasuk dalam pernyataan pejabat di Indonesia. Artikel ini menjelaskan makna anarkis, sejarah anarkisme, dan mengapa banyak orang keliru memahaminya.

Apa Makna Anarkis?

Alexander Berkman dalam ABC Anarkisme mendeskripsikan anarkisme sebagai konsep kehidupan sosial yang mengutamakan kebebasan dan harmoni. Anarkisme menolak otoritas yang memaksa dan ketimpangan ekonomi. Tujuannya adalah menciptakan masyarakat setara. Berkman menyebutkan contoh seperti koperasi pekerja yang mengelola diri sendiri tanpa tekanan eksternal. Komunitas sukarela ini bekerja sama berdasarkan prinsip kesetaraan, seperti kelompok yang berbagi sumber daya tanpa hierarki.

Antropolog David Graeber dalam Fragments of an Anarchist Anthropology menjelaskan bahwa anarkisme berarti “tanpa penguasa”. Prinsipnya meliputi kesepakatan sukarela, saling membantu, dan demokrasi langsung. Graeber menepis anggapan bahwa anarkisme sama dengan kekacauan. Ia melihatnya sebagai praktik revolusioner yang menentang kekerasan struktural, seperti penindasan oleh negara atau korporasi. Contohnya, komunitas adat di Madagaskar mengatur kehidupan sosial tanpa negara. Gerakan global yang melawan utang internasional dan institusi seperti IMF juga beroperasi secara horizontal dengan solidaritas kuat.

Jadi, makna anarkis tidak merujuk pada chaos. Sebaliknya, anarkisme menggambarkan masyarakat yang mengatur diri sendiri dengan solidaritas dan tanpa dominasi. Istilah ini mencerminkan upaya menuju tatanan sosial yang adil.

Sejarah Anarkisme

Anarkisme muncul pada abad ke-19 sebagai respons terhadap eksploitasi pekerja dan otoritas negara. Gerakan ini lahir dari ketidakpuasan terhadap kondisi kerja yang buruk dan kapitalisme yang tidak adil. Kelompok anarko, sebutan untuk para anarkis, memperjuangkan kesetaraan melalui aksi kolektif, seperti serikat buruh dan komunitas otonom.

Tokoh seperti Pierre-Joseph Proudhon dan Mikhail Bakunin mempopulerkan gagasan masyarakat tanpa negara. Mereka mengusulkan individu bebas mengatur kehidupan melalui kerja sama sukarela. Salah satu wujud nyata anarkisme adalah Komune Paris 1871, di mana pekerja mengelola produksi secara mandiri. Pada abad ke-20, anarkisme berkembang di Spanyol selama Perang Saudara (1936–1939). Kelompok anarkis mengelola kolektif pertanian dan komunitas tanpa pemerintah. Meskipun banyak eksperimen ini gagal karena tekanan politik, mereka membuktikan bahwa masyarakat tanpa penguasa bisa berjalan dengan solidaritas.

Kini, prinsip anarkisme masih hidup dalam gerakan sosial, seperti koperasi pekerja dan jaringan aktivis anti-globalisasi korporat. Makna anarkis dalam konteks ini merujuk pada mereka yang memperjuangkan keadilan sosial tanpa kekerasan struktural.

Kesalahpahaman di Indonesia

Di Indonesia, istilah anarkis sering keliru digunakan untuk menyebut kekerasan dalam demonstrasi. Pada 30 Agustus 2025, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut unjuk rasa di beberapa daerah cenderung anarkis. Dalam konferensi pers di Kopi Koneng, Bogor, ia menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto memerintahkan TNI dan Polri bertindak tegas sesuai hukum. Pernyataan ini menggambarkan anarkis sebagai tindakan yang mengganggu ketertiban.

Namun, makna anarkis dalam anarkisme tidak selalu berkaitan dengan kekerasan. Anarkisme justru menawarkan visi masyarakat terorganisir tanpa dominasi. Ketika pejabat menyebut demonstrasi anarkis, mereka merujuk pada pelanggaran hukum, bukan ideologi anarkisme. Kesalahpahaman ini muncul karena kurangnya pemahaman tentang makna anarkis dalam konteks politik. Media sering memperkuat stereotip bahwa anarkis identik dengan kerusuhan. Padahal, banyak anarkis menolak kekerasan dan fokus pada komunitas setara, seperti koperasi pekerja di Indonesia yang mencerminkan semangat anarkisme.

Pentingnya Memahami Anarkisme

Memahami makna anarkis dan sejarah anarkisme membantu menghindari kesalahpahaman. Anarkisme menawarkan cara pandang alternatif tentang tatanan sosial tanpa kekuasaan yang menindas. Di Indonesia, di mana demonstrasi sering dilabeli anarkis, penting untuk membedakan tindakan kekerasan dari ideologi anarkisme. Anarkisme mengajarkan bahwa masyarakat bisa berfungsi melalui kerja sama sukarela. Contoh seperti komunitas adat atau gerakan otonom menunjukkan prinsip ini relevan hingga kini.

Dengan memahami anarkisme, masyarakat bisa melihat bahwa istilah anarkis tidak selalu negatif. Sebaliknya, anarkisme dapat menginspirasi pembangunan masyarakat yang lebih adil dan setara. Pemahaman ini juga membantu publik menilai pernyataan pejabat dengan lebih kritis, tanpa terjebak pada stereotip.

Kesimpulan

Makna anarkis jauh dari sekadar kerusuhan. Anarkisme adalah cita-cita masyarakat tanpa penguasa, berbasis kebebasan dan solidaritas. Sejak abad ke-19, anarkisme menginspirasi gerakan pekerja, koperasi, dan komunitas otonom. Di Indonesia, istilah anarkis sering disalahgunakan untuk menyebut kekerasan demonstrasi, padahal anarkisme menawarkan visi tatanan sosial yang adil. Dengan memahami makna anarkis, kita dapat menghargai potensinya sebagai alternatif masyarakat yang lebih manusiawi.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %