Teknologi & Sains

Komet 3I/ATLAS Berwarna Hijau: Dekati Matahari di 2025

Komet 3IATLAS Berwarna Hijau
0 0
Read Time:2 Minute, 34 Second

polres-serkot.idKomet 3I/ATLAS berwarna hijau menjadi fenomena langit menarik di 2025, saat komet antarbintang ini mendekati Matahari pada 29 Oktober dan mulai pancarkan cahaya hijau terang. Oleh karena itu, para astronom dunia soroti perubahan warna ini, yang terdeteksi melalui foto-foto terbaru selama gerhana bulan total. Dengan demikian, komet berdiameter 11 km ini, yang melintas dengan kecepatan 210.000 km/jam, tunjukkan asal-usul misterius dari luar tata surya. Untuk itu, artikel ini sajikan komet 3I/ATLAS berwarna hijau lengkap: penyebab, sejarah penemuan, dampak observasi, tips pantau, dan prediksi pergerakannya.

Penyebab Komet 3I/ATLAS Berwarna Hijau

Komet 3I/ATLAS berwarna hijau akibat gas di koma (bagian gas sekitar inti) yang terpapar sinar Matahari, picu emisi cahaya hijau dari molekul sianida (CN) dan C2 (dikarbon). Selain itu, es di inti komet menguap saat dekati Matahari, lepaskan gas dan debu yang beri warna. Sebagai contoh, foto Gemini Observatory tunjukkan ekor tradisional komet tumbuh, dengan cahaya hijau dominan. Oleh karena itu, Avi Loeb dari Harvard usulkan sianida dari teleskop VLT di Chili sebagai penyebab. Dengan demikian, komet 3I/ATLAS berwarna hijau jadi bukti komposisi unik dari sistem bintang jauh di Bima Sakti.

Sejarah Penemuan Komet 3I/ATLAS

Astronom temukan komet 3I/ATLAS pada Juli 2025 melalui ATLAS telescope di Chili, nomor 3I/ATLAS (C/2025 U1). Selain itu, komet ini antarbintang pertama sejak ‘Oumuamua (2017) dan Borisov (2019). Sebagai contoh, kecepatan hiperboliknya (210.000 km/jam) konfirmasi asal luar tata surya. Oleh karena itu, NASA dan ESA pantau trajektori, prediksi terdekat Matahari 29 Oktober 2025 (1,4 AU dari Bumi). Dengan demikian, komet 3I/ATLAS berwarna hijau tambah daftar objek misterius, mungkin lebih tua dari tata surya kita.

Dampak Observasi Komet 3I/ATLAS Berwarna Hijau

Perubahan warna hijau picu penelitian tentang komposisi komet, bantu pahami evolusi antarbintang. Selain itu, ekor komet tumbuh saat dekati Mars (Oktober 2025), beri pemandangan spektakuler. Sebagai contoh, observatorium Chile catat emisi sianida di akhir Agustus 2025. Oleh karena itu, Spaceweather.com sebut gas terkunci di es menguap, beri warna unik. Dengan demikian, komet 3I/ATLAS berwarna hijau beri data berharga untuk studi astrobiologi.

Tips Pantau Komet 3I/ATLAS Berwarna Hijau di 2025

Gunakan aplikasi seperti Stellarium atau SkySafari untuk lacak posisi. Selain itu, observasi malam hari saat komet terbit pagi (Oktober-November 2025). Sebagai contoh, gunakan teleskop 8 inci untuk lihat ekor. Oleh karena itu, hindari polusi cahaya kota. Dengan demikian, pantau komet 3I/ATLAS berwarna hijau dari balkon rumah untuk pengalaman langit malam.

Prediksi Pergerakan Komet 3I/ATLAS

Komet capai perihelion 29 Oktober 2025, terdekat Bumi Desember 2025 (1,4 AU). Selain itu, ia lewat orbit Jupiter tanpa ganggu planet. Sebagai contoh, komet hilang sementara di belakang Matahari, muncul lagi November. Oleh karena itu, observasi optimal Desember 2025. Dengan demikian, komet 3I/ATLAS berwarna hijau beri kesempatan langka amati antarbintang.

Kesimpulan: Fenomena Langit yang Memukau

Komet 3I/ATLAS berwarna hijau dekati Matahari di 2025 tawarkan pemandangan spektakuler dari sianida dan gas antarbintang. Untuk itu, siapkan teleskop untuk observasi. Selain itu, penelitian Loeb dan tim beri wawasan baru. Dengan demikian, komet ini jadi momen langit malam tak terlupakan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %