polres-serkot.id – Danpuspom TNI soal prajurit pukul ojol menjadi sorotan setelah insiden di Pontianak, Kalimantan Barat, pada 17 September 2025, di mana Letda AF diduga pukul pengemudi ojek online (ojol) Teguh Sukma Akbar hingga patah hidung. Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI Mayjen Yusri Nuryanto menduga tindakan ini dipicu emosi sesaat di jalan raya, meski kedua pihak sudah berdamai. Oleh karena itu, proses hukum tetap berlanjut sesuai aturan TNI, tanpa toleransi. Selain itu, TNI minta maaf ke masyarakat atas insiden ini. Untuk itu, artikel ini sajikan kronologi Danpuspom TNI soal prajurit pukul ojol, penyebab, respons, dan pelajaran ke depan.
Kronologi Insiden Prajurit Pukul Ojol di Pontianak
Insiden terjadi saat Letda AF mengendarai mobil pribadi membawa anak sakit ke rumah sakit. Oleh karena itu, mobilnya bersenggolan dengan motor ojol Teguh di jalan sempit. Selain itu, klakson Teguh picu emosi Letda AF, yang panik karena anaknya sakit. Sebagai contoh, Letda AF turun dari mobil dan pukul Teguh hingga patah hidung. Akibatnya, Teguh lapor polisi, dan video insiden viral di media sosial pada 18 September 2025. Dengan demikian, Danpuspom TNI soal prajurit pukul ojol jadi respons cepat untuk tangani kasus.
Penyebab Emosi Menurut Danpuspom TNI
Mayjen Yusri Nuryanto sebut insiden dipicu emosi sesaat di jalan raya. Oleh karena itu, Letda AF terburu-buru bawa anak sakit, tambah panik saat senggolan. Selain itu, Wakapenerangan Kodam XII/Tanjungpura Letkol Inf Agung W Palupi konfirmasi: “Pelaku kalut karena anak sakit, insiden kecil picu emosi memuncak.” Sebagai contoh, TNI ingatkan prajurit hindari konflik masyarakat, tapi kasus ini tunjukkan kelemahan pengendalian diri. Akibatnya, Danpuspom TNI soal prajurit pukul ojol tekankan tindakan tegas untuk jaga citra.
Respons TNI: Damai tapi Proses Hukum Lanjut
Kedua pihak berdamai pada 19 September 2025, dengan Letda AF minta maaf dan ganti rugi medis Teguh. Oleh karena itu, Yusri sebut: “Kedua belah pihak sudah berdamai, tapi proses hukum tetap lanjut.” Selain itu, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto tegas: “Prajurit pelanggar ditindak tanpa toleransi.” Sebagai contoh, Letda AF hadapi sidang disiplin TNI. Akibatnya, TNI minta maaf ke masyarakat atas insiden ini.
Dampak dan Pelajaran dari Insiden
Insiden ini rusak citra TNI, picu kritik di media sosial. Oleh karena itu, Komisi I DPR desak sanksi tegas untuk jaga netralitas. Selain itu, Korlantas Polri ingatkan hindari klakson berlebih di jalan. Sebagai contoh, kasus serupa sebelumnya tunjukkan emosi lalu lintas sering picu konflik. Akibatnya, Danpuspom TNI soal prajurit pukul ojol jadi pengingat prajurit jaga sikap profesional.
Kesimpulan: Tindakan Tegas TNI
Danpuspom TNI soal prajurit pukul ojol konfirmasi emosi picu insiden, tapi proses hukum lanjut meski damai. Oleh karena itu, TNI perkuat pelatihan pengendalian diri. Dengan demikian, kasus ini jadi pelajaran untuk jaga hubungan TNI-masyarakat.